Rabu, 14 November 2018

PELAPISAN SOSIAL DAN KESAMAAN DERAJAT

   Pengertian Pelapisan Sosial

   Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat). Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai oleh Max Weber.

Terjadinya Pelapisan Sosial


Terjadinya Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
Terjadi dengan Sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat, waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
Terjadi dengan Sengaja
Sistem pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang.

Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
1) Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2) Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).
study kasus :
pelapisan sosial pada kaum ningrat dengan kaum awam. Kaum ningrat tidak di perbolehkan berhubungan dengan kaum awam dikarenakan perbedaan sosial
.

Teori Tentang Pelapisan Sosial

Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
• Kelas atas (upper class)
• Kelas bawah (lower class)
• Kelas menengah (middle class)
• Kelas menengah ke bawah (lower middle class)
Beberapa teori tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini :
1)  Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure, yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang berada di tengah-tengahnya.
2)  Prof. Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
3)  Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian dan kapasitas yang berbeda-beda.
4)  Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
5)  Karl Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan jika masyarakat terbagi menjadi lapisan-lapisan social, yaitu :
a. ukuran kekayaan
b. ukuran kekuasaan
c. ukuran kehormatan
d. ukuran ilmu pengetahuan


Pengertian Pesamaan Derajat

   Pesamaan derajat adalah suatu sifat yang menghubungkan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik, maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi. Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.

Pasal-pasal Dalam UUD 1945 Tentang Persamaan Hak

 
         Setiap masyarakat memiliki hak yang sama dan setara sesuai amanat UUD 1945, yaitu :
  • Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan,” setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya”.
  • Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyatakan,” setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”.
  • Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 menyatakan, ”Setiap orang berhak bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapat perlindungan dari perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”.

Empat Pokok Hak Asasi dalam 4 Pasal yang Tercantum pada UUD 1945

      Empat pokok hak-hak asasi dalam 4 pasal yang tercantum di UUD 1945 adalah sebagai berikut :
  • Pokok Pertama, mengenai kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa “Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
  • Pokok Kedua, ditetapkan dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang”.
  • Pokok Ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
  • Pokok Keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi : (1) “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran” dan (2) “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”.


Pengertian Elite

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi II – 1995) menyebut elite adalah “orang orang terbaik atau pilihan di suatu kelompok,” dan “kelompok kecil orang terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawam, cendekiawan dan lain-lain)”.
Sumber lain mendefinisikan elite adalah sebagai suatu minoritas pribadi-pribadi yang diangkat untuk melayani suatu konektivitas dengan cara yang bernilai sosial.
Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan antara lain:
  • Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
  • Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
  • Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
  • Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
  • Dalam pengertian yang umum elite itu menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
      Dalam istilah yang lebih umum elite dimaksudkan kepada “posisi di dalam masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-pekerjaan dinas”.
Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Contohnya : dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di dalam masyarakat primitif. Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.

Menyebutkan Fungsi Elite Dalam Memegang Strategi

      Dalam suatu kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap berbagai peranan yang dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta meletakkan,dasar-dasar kehidupan yang akan datang.
     Golongan minoritas yang berada pada posisi atas secara fungsional dapat berkuasa dan menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite.


Pengertian Massa

      Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai keramaian, tapi yang secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
      Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam suatu migrasi dalam arti luas.

 

Ciri-Ciri Massa

Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
  • Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
  • Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
  • Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggota­anggotanya.
  • Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial.
  • Anonim dan heterogen.
  • Tidak terdapat interaksi dan interelasi.
  • Tidak mampu bertindak secara teratur.
  • Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi).


Komponen Pendapatan Nasional


Berikut beberapa komponen pendapatan nasional yang penting:

1. Produk Domestik Bruto (PDB)
GDP adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri selama satu tahun. Ini dihitung dengan harga pasar dan dikenal sebagai PDB dengan harga pasar. Dernberg mendefinisikan PDB dengan harga pasar sebagai “nilai pasar dari output barang dan jasa akhir yang diproduksi di wilayah domestik suatu negara selama satu tahun akuntansi.”
Ada tiga cara berbeda untuk mengukur GDP:
Metode Produk, Metode Penghasilan, dan Metode Pengeluaran. Ketiga metode penghitungan PDB ini menghasilkan hasil yang sama karena Produk Nasional = Pendapatan Nasional = Pengeluaran Nasional.

2. GDP dengan Biaya Faktor
PDB pada biaya faktor adalah jumlah dari nilai bersih yang ditambahkan oleh semua produsen di dalam negeri seperti contoh gnp dan gdp. Karena nilai tambah bersih didistribusikan sebagai pendapatan kepada pemilik faktor-faktor produksi, GDP adalah jumlah dari pendapatan faktor domestik dan konsumsi modal tetap (atau depresiasi).
Jadi GDP dengan Biaya Faktor = Nilai bersih ditambahkan + Depresiasi.
PDB dengan biaya faktor meliputi:
  • Kompensasi Karyawan yaitu, upah, gaji, dll.
  • Surplus Operasi yang merupakan keuntungan bisnis dari kedua perusahaan yang tergabung dan tidak terkait,
  • Pendapatan Campuran dari Wiraswasta.
Secara konseptual, GDP pada biaya faktor dan GDP pada harga pasar harus identik. Ini karena biaya faktor (pembayaran untuk faktor) barang yang diproduksi harus sama dengan nilai akhir barang dan jasa dengan harga pasar. Namun, nilai pasar barang dan jasa berbeda dari pendapatan faktor produksi. Dalam PDB dengan harga pasar termasuk pajak tidak langsung dan dikeluarkan dari subsidi oleh pemerintah. Oleh karena itu, untuk mencapai PDB dengan biaya faktor, pajak tidak langsung dikurangi dan subsidi ditambahkan ke PDB dengan harga pasar. Dengan demikian, PDB pada Faktor Biaya = PDB pada Harga Pasar – Pajak Tidak Langsung + Subsidi.

3. Produk Domestik Bersih (NDP)
NDP adalah nilai output ekonomi bersih sepanjang tahun. Beberapa peralatan modal negara habis dipakai atau menjadi usang setiap tahun selama proses produksi. Nilai dari konsumsi modal ini adalah beberapa persentase dari investasi bruto yang dikurangkan dari PDB. Jadi Produk Domestik Neto = PDB dengan Biaya Faktor – Penyusutan.

4. Nominal dan GDP Riil
Ketika GDP diukur berdasarkan harga saat ini, itu disebut GDP pada harga saat ini atau PDB nominal. Di sisi lain, ketika PDB dihitung berdasarkan harga tetap dalam beberapa tahun, itu disebut PDB dengan harga konstan atau GDP riil.
GDP Nominal adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam setahun dan diukur dalam bentuk rupee (uang) pada harga saat ini (pasar). Dalam membandingkan satu tahun dengan yang lain, kita dihadapkan pada masalah bahwa rupee bukan merupakan ukuran daya beli yang stabil. PDB dapat meningkat banyak dalam setahun, bukan karena ekonomi telah berkembang pesat tetapi karena kenaikan harga (atau inflasi).

5. Deflator PDB
Deflator PDB adalah indeks perubahan harga barang dan jasa yang termasuk dalam PDB. Ini adalah indeks harga yang dihitung dengan membagi PDB nominal pada tahun tertentu oleh GDP riil untuk tahun yang sama dan mengalikannya dengan 100. Jadi,
GDP Deflator = Nominal (atau Harga Saat Ini) GDP / Real (atau Harga Konstan) GDP x 100

6. Produk Nasional Bruto (GNP)
GNP adalah ukuran total arus barang dan jasa dengan nilai pasar yang dihasilkan dari produksi saat ini selama setahun di suatu negara, termasuk pendapatan bersih dari luar negeri. GNP mencakup empat jenis barang dan jasa akhir:
  • Barang dan jasa konsumen untuk memenuhi keinginan langsung masyarakat;
  • Investasi domestik bruto dalam negeri barang modal yang terdiri dari pembentukan modal tetap, konstruksi tempat tinggal dan persediaan barang jadi dan yang belum selesai;
  • Barang dan jasa yang diproduksi oleh pemerintah; dan
  • Ekspor barang dan jasa bersih, yaitu perbedaan antara nilai ekspor dan impor barang dan jasa, yang dikenal sebagai pendapatan bersih dari luar negeri.
Jika produk-produk tersebut dihitung di setiap tahap, mereka akan termasuk banyak waktu dalam produk nasional. Akibatnya, GNP akan meningkat terlalu banyak. Untuk menghindari penghitungan ganda, karena itu, hanya produk akhir dan bukan barang perantara yang harus diperhitungkan.

7. GNP dengan Harga Pasar
Ketika kita mengalikan output total yang dihasilkan dalam satu tahun oleh harga pasar mereka yang lazim selama tahun itu di suatu negara, kita mendapatkan Produk Nasional Bruto dengan harga pasar. Jadi, GNP dengan harga pasar berarti nilai bruto barang dan jasa akhir yang diproduksi setiap tahun di suatu negara ditambah pendapatan bersih dari luar negeri. Ini mencakup nilai bruto output semua item dari (1) hingga (4) yang disebutkan di bawah GNP.
GNP dengan Harga Pasar = PDB pada Harga Pasar + Penghasilan Bersih Yang Diperoleh dari Luar Negeri.

8. GNP dengan Biaya Faktor
PNB pada biaya faktor adalah jumlah dari nilai uang dari pendapatan yang dihasilkan oleh dan bertambahnya berbagai faktor produksi dalam satu tahun di suatu negara. Ini termasuk semua item yang disebutkan di atas di bawah Pendekatan Pendapatan untuk GNP dikurangi pajak tidak langsung.
GNP dengan harga pasar selalu termasuk pajak tidak langsung yang dipungut oleh pemerintah atas barang-barang yang menaikkan harga mereka. Tetapi GNP dengan biaya faktor adalah pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi, sebagai imbalan, untuk layanan mereka sendiri. Ini adalah biaya produksi. Jadi, GNP dengan harga pasar selalu lebih tinggi daripada GNP dengan biaya faktor.

9. Net National Product (NNP)
GNP mencakup nilai total output barang konsumsi dan barang investasi. Tetapi proses produksi menggunakan sejumlah modal tetap tertentu. Beberapa peralatan tetap rusak, komponen-komponen lainnya rusak atau hancur, dan yang lainnya menjadi usang karena perubahan teknologi.

10. NNP dengan Harga Pasar 
Produk Nasional Net dengan harga pasar adalah nilai bersih barang dan jasa akhir yang dievaluasi dengan harga pasar selama satu tahun di suatu negara. Jika kita memotong depresiasi dari GNP dengan harga pasar, kita mendapatkan NNP dengan harga pasar. Jadi NNP dengan Harga Pasar = GNP dengan Harga Pasar-Depresiasi.

11. NNP dengan Biaya Faktor
Produk Nasional Bersih dengan biaya faktor adalah output bersih yang dievaluasi pada harga faktor. Ini termasuk pendapatan yang diperoleh oleh faktor-faktor produksi melalui partisipasi dalam proses produksi seperti upah dan gaji, sewa, laba, dll. Ini juga disebut Pendapatan Nasional. Ukuran ini berbeda dari NNP dengan harga pasar di mana pajak tidak langsung dikurangi dan subsidi ditambahkan ke NNP dengan harga pasar untuk tiba di NNP dengan biaya faktor. Demikian:
NNP dengan Biaya Faktor = NNP dengan Harga Pasar – Pajak Tidak Langsung + Subsidi.

12. Pendapatan Domestik
Pendapatan yang dihasilkan (atau diperoleh) oleh faktor-faktor produksi dalam negara dari sumber dayanya sendiri disebut pendapatan domestik atau produk domestik. Penghasilan domestik meliputi:
  • Upah dan gaji,
  • Sewa, termasuk sewa rumah yang diperhitungkan,
  • Bunga,
  • Dividen
  • Keuntungan perusahaan yang tidak terdistribusi, termasuk surplus dari usaha publik,
  • Pendapatan campuran yang terdiri dari laba dari perusahaan tidak berhubungan, wiraswasta, kemitraan, dll, dan
  • Pajak langsung.
Karena pendapatan domestik tidak termasuk pendapatan yang diperoleh dari luar negeri, itu juga dapat ditunjukkan sebagai: Pendapatan Domestik = Pendapatan Nasional-Laba Bersih yang diperoleh dari luar negeri. Dengan demikian perbedaan antara pendapatan domestik dan pendapatan nasional adalah pendapatan bersih yang diperoleh dari luar negeri.

13. Pendapatan Pribadi
Pendapatan pribadi adalah pendapatan yang diperoleh oleh individu pribadi dari sumber apa pun, produktif atau sebaliknya, dan pendapatan tetap dari perusahaan. Ini dapat diperoleh dari NNP dengan Biaya Faktor dengan membuat tambahan dan pemotongan tertentu.


Perhitungan Pendapatan


Pendapatan nasional merupakan jumlah rata-rata pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) pada suatu negara dari penyerahan berbagai faktor produksi dalam satu periode atau selama satu tahun.
Pendapatan nasional adalah salah satu indikator  untuk dapat mengukur lajunya tingkat pembangunan dan perkembangan kesejahteraan pada suatu Negara dari waktu ke waktu. Dengan pendapatan nasional juga dapat diketahui arah, tujuan, dan struktur perekonomian suatu Negara.
Metode perhitungan pendapatan nasional merupakan salah satu cara untuk menentukan jumlah atau besar dari nilai pendapatan nasional tersebut. Selain untuk mengetahui jumlah pendapatan nasional suatu negara, metode perhitungan pendapatan nasional juga bisa dijadikan alat evaluasi. Di mana, Negara bisa menilai dan mengevaluasi kinerja para sumber daya manusianya dan mengukur produktivitas negaranya.

Terdapat 3 (tiga) metode perhitungan yang bisa digunakan untuk mengetahui jumlah atau nilai dari pendapatan nasional, yaitu metode perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pemasukan.

Metode Pendekatan Produksi


Kegiatan produksi  adalah kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Jadi pada perhitungan pendekatan produksi, hanya mencakup perhitungan niai tambah pada setiap sektor (lahan) produksi. Dengan pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari seluruh sektor produksi selama satu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun).
Nilai tambah yang dimaksud di sini adalah selisih antara nilai produksi (nilai output) dengan nilai biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang terlibat dalam proses produksi termasuk bahan baku dan bahan penolong.
ISIC (International Standard Industrial Classification) mengklasifikasikan perekonomian Indonesia menjadi beberapa sektor atau lapangan usaha yang terbagi dalam tiga kelompok, diantaranya:

1. Sektor Primer


  • Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.

  • Pertambangan dan penggalian.
2. Sektor Sekunder

  • Industri pengolahan.

  • Listrik, air, dan gas.
3. Sektor Tersier

  • Perdagangan, hotel, dan restoran.

  • Pengangkutan dan telekomunikasi.

  • Jasa lain-lain.
Rumus Pendekatan Produksi adalah sebagai berikut:
Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)
Keterangan :
Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1             Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1             Qn= jenis barang ke-n

2. Metode Pendekatan Pendapatan

Pendekatan pendapatan (income a product) adalah jenis pendekatan pendapatan nasional yang diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberikan sumbangan terhadap proses produksi. Metode pendekatan pendapatan merupakan pendapatan nasional hasil dari penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode atau satu tahun.
Yang termasuk faktor produksi adalah tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian/kewirausahaan. Masing-masing dari faktor produksi akan menghasilkan  pendapatan yang berbeda-beda, misalnya:
- Tenaga kerja dapat memperoleh gaji/upah
- Pemilik modal akan mendapat bunga
- Pemilik tanah dapat memperoleh sewa
- Keahlian atau skill dapat memperoleh laba.

Rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:  
Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan

3. Metode Pendekatan Pengeluaran

Perhitungan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu.
Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi terdiri dari
- Pengeluaran untuk konsumsi ©
- Pengeluaran untuk investasi (I)
- Pengeluaran untuk pemerintah (G)
- Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M).

Sehingga diperoleh rumus pendekatan pengeluaran sebagai berikut:
Y = C + I + G + ( X – M )
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor


Distribusi Pendapatan


     Distribusi pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang berada dibawah garis kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan indikator yang mengukur tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung pada rata-rata distribusi, dan karenanya membuat ukuran distribusi pendapatan dipertimbangkan lemah dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan.
 
     Masalah utama dalam distribusi pendapatan sebuah daerah adalah ketidakmerataan pendapatan antar kelompok masyarakat dalam daerah tersebut, oleh karenanya sering juga disebut tingkat ketidakmerataan atau kesenjangan. 



Solusi  :



1.   Memaksimalkan produksi bahan bahan lain seperti beras, tembakau, dan bahan produksi lokal lainnya.

2.   Pemerintah perlu membantu pengusaha lokal memajukan usahanya.


3.   Memanfaatkan sumber daya alam lain yg melimpah di Indonesia untuk diolah dan menjadi barang yang berharga dan dapat di ekspor ke negara lain sebagai pendapatan negara.







DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial

https://cahyamenethil.wordpress.com/2010/11/23/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/

Modul ISD universitas Gunadarma.

UUD 1945 Amandemen.

https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/komponen-pendapatan-nasional

0 komentar:

Posting Komentar