Pengertian Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial atau stratifikasi sosial (social stratification) adalah pembedaan
atau pengelompokan para anggota masyarakat secara vertikal (bertingkat).
Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa
pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya
lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada
lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata
sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa
belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan
suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan
menurut gengsi kemasyarakatan. Istilah stand juga dipakai
oleh Max Weber.
Terjadinya Pelapisan Sosial
Terjadinya
Pelapisan Sosial terbagi menjadi 2, yaitu:
Terjadi
dengan Sendirinya
Proses ini
berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang
yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan
yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah
dengan sendirinya. Oleh karena itu sifat yang tanpa disengaja inilah yang
membentuk lapisan dan dasar dari pada pelapisan itu bervariasi menurut tempat,
waktu, dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku.
Terjadi
dengan Sengaja
Sistem
pelapisan ini dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Dalam
sistem ini ditentukan secara jelas dan tegas adanya kewenangan dan kekuasaan
yang diberikan kepada seseorang.
Didalam sistem organisasi yang disusun dengan cara sengaja, mengandung 2 sistem, yaitu:
1) Sistem Fungsional, merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.
2) Sistem Skalar, merupakan pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas ( Vertikal ).
study kasus :
pelapisan sosial pada kaum ningrat dengan kaum awam. Kaum ningrat tidak di perbolehkan berhubungan dengan kaum awam dikarenakan perbedaan sosial
.
Teori Tentang Pelapisan Sosial
Pelapisan
masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :
• Kelas atas
(upper class)
• Kelas bawah
(lower class)
• Kelas
menengah (middle class)
• Kelas
menengah ke bawah (lower middle class)
Beberapa teori
tentang pelapisan masyarakat dicantumkan di sini :
1)
Aristoteles mengatakan bahwa di dalam tiap-tiap Negara terdapat tiga unsure,
yaitu mereka yang kaya sekali, mereka yang melarat sekali, dan mereka yang
berada di tengah-tengahnya.
2) Prof.
Dr. Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH. MA. menyatakan bahwa selama di
dalam masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap
masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai.
3)
Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada dua kelas yang senantiasa berbeda setiap
waktu yaitu golongan Elite dan golongan Non Elite. Menurut dia pangkal dari
pada perbedaan itu karena ada orang-orang yang memiliki kecakapan, watak, keahlian
dan kapasitas yang berbeda-beda.
4)
Gaotano Mosoa dalam “The Ruling Class” menyatakan bahwa di dalam seluruh
masyarakat dari masyarakat yang kurang berkembang, sampai kepada masyarakat
yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas
pertama (jumlahnya selalu sedikit) dan kelas kedua (jumlahnya lebih banyak).
5) Karl
Mark menjelaskan terdapat dua macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang
memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyainya
dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan jika masyarakat terbagi menjadi lapisan-lapisan social,
yaitu :
a. ukuran
kekayaan
b. ukuran
kekuasaan
c. ukuran
kehormatan
d. ukuran ilmu pengetahuan
Pengertian Pesamaan Derajat
Pesamaan derajat adalah suatu sifat yang
menghubungkan antara manusia dengan lingkungan masyarakat umumnya timbal balik,
maksudnya orang sebagai anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban, baik
terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah dan Negara. Hak dan kewajiban
sangat penting ditetapkan dalam perundang-undangan atau Konstitusi.
Undang-undang itu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali dalam arti semua
orang memiliki kesamaan derajat. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan
hak yang diberikan dalam berbagai faktor kehidupan.
Pasal-pasal Dalam UUD 1945 Tentang Persamaan Hak
Setiap masyarakat memiliki hak
yang sama dan setara sesuai amanat UUD 1945, yaitu :
- Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan,” setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada pengecualiannya”.
- Pasal 28D ayat (1) UUD 1945 menyatakan,” setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum”.
- Pasal 28I ayat (2) UUD 1945 menyatakan, ”Setiap orang berhak bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapat perlindungan dari perlakuan yang bersifat diskriminatif itu”.
Empat Pokok Hak Asasi dalam 4 Pasal yang Tercantum pada UUD 1945
Empat pokok hak-hak asasi dalam 4
pasal yang tercantum di UUD 1945 adalah sebagai berikut :
- Pokok Pertama, mengenai kesamaan kedudukan dan kewajiban warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa “Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
- Pokok Kedua, ditetapkan dalam pasal 28 ditetapkan, bahwa “kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang”.
- Pokok Ketiga, dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut : “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
- Pokok Keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi : (1) “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran” dan (2) “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang”.
Pengertian Elite
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi II – 1995) menyebut elite adalah “orang
orang terbaik atau pilihan di suatu kelompok,” dan “kelompok kecil orang
terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawam, cendekiawan dan lain-lain)”.
Sumber lain
mendefinisikan elite adalah sebagai suatu minoritas pribadi-pribadi yang
diangkat untuk melayani suatu konektivitas dengan cara yang bernilai sosial.
Golongan
elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk penampilan
antara lain:
- Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan masyarakat secara keseluruhan.
- Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
- Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
- Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
- Dalam pengertian yang umum elite itu menunjukkan sekelompok orang yang dalam masyarakat yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam arti lebih yang khusus dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya golongan kecil yang memegang kekuasaan.
Dalam
istilah yang lebih umum elite dimaksudkan kepada “posisi di dalam masyarakat di
puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam
ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan
pekerjaan-pekerjaan dinas”.
Tipe
masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite. Contohnya :
dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite di
dalam masyarakat primitif. Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada
sekelompok kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh
yang besar dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka itu mungkin para
pejabat, ulama, guru, petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.
Menyebutkan Fungsi Elite Dalam Memegang Strategi
Dalam suatu
kehidupan sosial yang teratur, baik dalam konteks luas maupun yang lebih sempit
selalu ada kecenderungan untuk menyisihkan satu golongan tersendiri sebagai
satu golongan yang penting, memiliki kekuasaan dan mendapatkan kedudukan yang
terkemuka jika dibandingkan dengan massa. Penentuan golongan minoritas
ini didasarkan pada penghargaan masyarakat terhadap berbagai peranan yang
dilancarkan dalam kehidupan masa kini serta meletakkan,dasar-dasar kehidupan
yang akan datang.
Golongan
minoritas yang berada pada posisi atas secara fungsional dapat berkuasa dan
menentukan dalam studi sosial dikenal dengan elite.
Pengertian Massa
Istilah
massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang
elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai keramaian, tapi yang
secara fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.
Massa
diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal sepertinya
mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka
yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa
pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam
suatu migrasi dalam arti luas.
Ciri-Ciri Massa
Terhadap
beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam massa :
- Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan, tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
- Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari individu-individu yang anonim.
- Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggotaanggotanya.
- Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial.
- Anonim dan heterogen.
- Tidak terdapat interaksi dan interelasi.
- Tidak mampu bertindak secara teratur.
- Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat sugestible (mudah dipengaruhi).
Komponen Pendapatan Nasional
Berikut beberapa komponen pendapatan nasional yang penting:
1. Produk Domestik Bruto (PDB)
GDP adalah total nilai barang dan jasa yang diproduksi di dalam
negeri selama satu tahun. Ini dihitung dengan harga pasar dan dikenal
sebagai PDB dengan harga pasar. Dernberg mendefinisikan PDB dengan harga
pasar sebagai “nilai pasar dari output barang dan jasa akhir yang
diproduksi di wilayah domestik suatu negara selama satu tahun
akuntansi.”
Ada tiga cara berbeda untuk mengukur GDP:
Metode Produk, Metode Penghasilan, dan Metode Pengeluaran. Ketiga
metode penghitungan PDB ini menghasilkan hasil yang sama karena Produk
Nasional = Pendapatan Nasional = Pengeluaran Nasional.
2. GDP dengan Biaya Faktor
PDB pada biaya faktor adalah jumlah dari nilai bersih yang ditambahkan oleh semua produsen di dalam negeri seperti contoh gnp dan gdp.
Karena nilai tambah bersih didistribusikan sebagai pendapatan kepada
pemilik faktor-faktor produksi, GDP adalah jumlah dari pendapatan faktor
domestik dan konsumsi modal tetap (atau depresiasi).
Jadi GDP dengan Biaya Faktor = Nilai bersih ditambahkan + Depresiasi.
PDB dengan biaya faktor meliputi:
- Kompensasi Karyawan yaitu, upah, gaji, dll.
- Surplus Operasi yang merupakan keuntungan bisnis dari kedua perusahaan yang tergabung dan tidak terkait,
- Pendapatan Campuran dari Wiraswasta.
Secara konseptual, GDP pada biaya faktor dan GDP pada harga pasar
harus identik. Ini karena biaya faktor (pembayaran untuk faktor) barang
yang diproduksi harus sama dengan nilai akhir barang dan jasa dengan
harga pasar. Namun, nilai pasar barang dan jasa berbeda dari pendapatan
faktor produksi. Dalam PDB dengan harga pasar termasuk pajak tidak
langsung dan dikeluarkan dari subsidi oleh pemerintah. Oleh karena itu,
untuk mencapai PDB dengan biaya faktor, pajak tidak langsung dikurangi
dan subsidi ditambahkan ke PDB dengan harga pasar. Dengan demikian, PDB
pada Faktor Biaya = PDB pada Harga Pasar – Pajak Tidak Langsung +
Subsidi.
3. Produk Domestik Bersih (NDP)
NDP adalah nilai output ekonomi bersih sepanjang tahun. Beberapa
peralatan modal negara habis dipakai atau menjadi usang setiap tahun
selama proses produksi. Nilai dari konsumsi modal ini adalah beberapa
persentase dari investasi bruto yang dikurangkan dari PDB. Jadi Produk
Domestik Neto = PDB dengan Biaya Faktor – Penyusutan.
4. Nominal dan GDP Riil
Ketika GDP diukur berdasarkan harga saat ini, itu disebut GDP pada
harga saat ini atau PDB nominal. Di sisi lain, ketika PDB dihitung
berdasarkan harga tetap dalam beberapa tahun, itu disebut PDB dengan
harga konstan atau GDP riil.
GDP Nominal adalah nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam
setahun dan diukur dalam bentuk rupee (uang) pada harga saat ini
(pasar). Dalam membandingkan satu tahun dengan yang lain, kita
dihadapkan pada masalah bahwa rupee bukan merupakan ukuran daya beli
yang stabil. PDB dapat meningkat banyak dalam setahun, bukan karena
ekonomi telah berkembang pesat tetapi karena kenaikan harga (atau
inflasi).
5. Deflator PDB
Deflator PDB adalah indeks perubahan harga barang dan jasa yang
termasuk dalam PDB. Ini adalah indeks harga yang dihitung dengan membagi
PDB nominal pada tahun tertentu oleh GDP riil untuk tahun yang sama dan
mengalikannya dengan 100. Jadi,
GDP Deflator = Nominal (atau Harga Saat Ini) GDP / Real (atau Harga Konstan) GDP x 100
6. Produk Nasional Bruto (GNP)
GNP adalah ukuran total arus barang dan jasa dengan nilai pasar yang
dihasilkan dari produksi saat ini selama setahun di suatu negara,
termasuk pendapatan bersih dari luar negeri. GNP mencakup empat jenis
barang dan jasa akhir:
- Barang dan jasa konsumen untuk memenuhi keinginan langsung masyarakat;
- Investasi domestik bruto dalam negeri barang modal yang terdiri dari pembentukan modal tetap, konstruksi tempat tinggal dan persediaan barang jadi dan yang belum selesai;
- Barang dan jasa yang diproduksi oleh pemerintah; dan
- Ekspor barang dan jasa bersih, yaitu perbedaan antara nilai ekspor dan impor barang dan jasa, yang dikenal sebagai pendapatan bersih dari luar negeri.
Jika produk-produk tersebut dihitung di setiap tahap, mereka akan
termasuk banyak waktu dalam produk nasional. Akibatnya, GNP akan
meningkat terlalu banyak. Untuk menghindari penghitungan ganda, karena
itu, hanya produk akhir dan bukan barang perantara yang harus
diperhitungkan.
7. GNP dengan Harga Pasar
Ketika kita mengalikan output total yang dihasilkan dalam satu tahun
oleh harga pasar mereka yang lazim selama tahun itu di suatu negara,
kita mendapatkan Produk Nasional Bruto dengan harga pasar. Jadi, GNP
dengan harga pasar berarti nilai bruto barang dan jasa akhir yang
diproduksi setiap tahun di suatu negara ditambah pendapatan bersih dari
luar negeri. Ini mencakup nilai bruto output semua item dari (1) hingga
(4) yang disebutkan di bawah GNP.
GNP dengan Harga Pasar = PDB pada Harga Pasar + Penghasilan Bersih Yang Diperoleh dari Luar Negeri.
8. GNP dengan Biaya Faktor
PNB pada biaya faktor adalah jumlah dari nilai uang dari pendapatan
yang dihasilkan oleh dan bertambahnya berbagai faktor produksi dalam
satu tahun di suatu negara. Ini termasuk semua item yang disebutkan di
atas di bawah Pendekatan Pendapatan untuk GNP dikurangi pajak tidak
langsung.
GNP dengan harga pasar selalu termasuk pajak tidak langsung yang
dipungut oleh pemerintah atas barang-barang yang menaikkan harga mereka.
Tetapi GNP dengan biaya faktor adalah pendapatan yang diterima oleh
faktor-faktor produksi, sebagai imbalan, untuk layanan mereka sendiri.
Ini adalah biaya produksi. Jadi, GNP dengan harga pasar selalu lebih
tinggi daripada GNP dengan biaya faktor.
9. Net National Product (NNP)
GNP mencakup nilai total output barang konsumsi dan barang investasi.
Tetapi proses produksi menggunakan sejumlah modal tetap tertentu.
Beberapa peralatan tetap rusak, komponen-komponen lainnya rusak atau
hancur, dan yang lainnya menjadi usang karena perubahan teknologi.
10. NNP dengan Harga Pasar
Produk Nasional Net dengan harga pasar adalah nilai bersih barang dan
jasa akhir yang dievaluasi dengan harga pasar selama satu tahun di
suatu negara. Jika kita memotong depresiasi dari GNP dengan harga pasar,
kita mendapatkan NNP dengan harga pasar. Jadi NNP dengan Harga Pasar =
GNP dengan Harga Pasar-Depresiasi.
11. NNP dengan Biaya Faktor
Produk Nasional Bersih dengan biaya faktor adalah output bersih yang
dievaluasi pada harga faktor. Ini termasuk pendapatan yang diperoleh
oleh faktor-faktor produksi melalui partisipasi dalam proses produksi
seperti upah dan gaji, sewa, laba, dll. Ini juga disebut Pendapatan
Nasional. Ukuran ini berbeda dari NNP dengan harga pasar di mana pajak
tidak langsung dikurangi dan subsidi ditambahkan ke NNP dengan harga
pasar untuk tiba di NNP dengan biaya faktor. Demikian:
NNP dengan Biaya Faktor = NNP dengan Harga Pasar – Pajak Tidak Langsung + Subsidi.
12. Pendapatan Domestik
Pendapatan yang dihasilkan (atau diperoleh) oleh faktor-faktor
produksi dalam negara dari sumber dayanya sendiri disebut pendapatan
domestik atau produk domestik. Penghasilan domestik meliputi:
- Upah dan gaji,
- Sewa, termasuk sewa rumah yang diperhitungkan,
- Bunga,
- Dividen
- Keuntungan perusahaan yang tidak terdistribusi, termasuk surplus dari usaha publik,
- Pendapatan campuran yang terdiri dari laba dari perusahaan tidak berhubungan, wiraswasta, kemitraan, dll, dan
- Pajak langsung.
Karena pendapatan domestik tidak termasuk pendapatan yang diperoleh
dari luar negeri, itu juga dapat ditunjukkan sebagai: Pendapatan
Domestik = Pendapatan Nasional-Laba Bersih yang diperoleh dari luar
negeri. Dengan demikian perbedaan antara pendapatan domestik dan
pendapatan nasional adalah pendapatan bersih yang diperoleh dari luar
negeri.
13. Pendapatan Pribadi
Pendapatan pribadi adalah pendapatan yang diperoleh oleh individu
pribadi dari sumber apa pun, produktif atau sebaliknya, dan pendapatan
tetap dari perusahaan. Ini dapat diperoleh dari NNP dengan Biaya Faktor
dengan membuat tambahan dan pemotongan tertentu.
Perhitungan Pendapatan
Pendapatan nasional merupakan jumlah rata-rata pendapatan yang diterima oleh seluruh rumah tangga keluarga (RTK) pada suatu negara dari penyerahan berbagai faktor produksi dalam satu periode atau selama satu tahun.
Pendapatan nasional adalah salah satu indikator untuk dapat mengukur lajunya tingkat pembangunan dan perkembangan kesejahteraan pada suatu Negara dari waktu ke waktu. Dengan pendapatan nasional juga dapat diketahui arah, tujuan, dan struktur perekonomian suatu Negara.
Metode perhitungan pendapatan nasional merupakan salah satu cara untuk menentukan jumlah atau besar dari nilai pendapatan nasional tersebut. Selain untuk mengetahui jumlah pendapatan nasional suatu negara, metode perhitungan pendapatan nasional juga bisa dijadikan alat evaluasi. Di mana, Negara bisa menilai dan mengevaluasi kinerja para sumber daya manusianya dan mengukur produktivitas negaranya.
Terdapat 3 (tiga) metode perhitungan yang bisa digunakan untuk mengetahui jumlah atau nilai dari pendapatan nasional, yaitu metode perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pemasukan.
Metode Pendekatan Produksi
Kegiatan produksi adalah kegiatan yang menciptakan nilai tambah (value added). Jadi pada perhitungan pendekatan produksi, hanya mencakup perhitungan niai tambah pada setiap sektor (lahan) produksi. Dengan pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah (value added) dari seluruh sektor produksi selama satu periode tertentu (biasanya dalam satu tahun).
Nilai tambah yang dimaksud di sini adalah selisih antara nilai produksi (nilai output) dengan nilai biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang terlibat dalam proses produksi termasuk bahan baku dan bahan penolong.
ISIC (International Standard Industrial Classification) mengklasifikasikan perekonomian Indonesia menjadi beberapa sektor atau lapangan usaha yang terbagi dalam tiga kelompok, diantaranya:
1. Sektor Primer
-
Pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. -
Pertambangan dan penggalian.
2. Sektor Sekunder
-
Industri pengolahan. -
Listrik, air, dan gas.
3. Sektor Tersier
-
Perdagangan, hotel, dan restoran. -
Pengangkutan dan telekomunikasi. -
Jasa lain-lain.
Rumus Pendekatan Produksi adalah sebagai berikut:
Y=(P1X Q1)+(P2X Q2)+….(PnX Qn)
Keterangan :
Y= Pendapatan nasional
P1= harga barang ke-1 Pn= harga barang ke-n
Q1= jenis barang ke-1 Qn= jenis barang ke-n
2. Metode Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan (income a product) adalah jenis pendekatan pendapatan nasional yang diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan dari berbagai faktor produksi yang memberikan sumbangan terhadap proses produksi. Metode pendekatan pendapatan merupakan pendapatan nasional hasil dari penjumlahan seluruh penerimaan yang diterima oleh pemilik faktor produksi dalam suatu negara selama satu periode atau satu tahun.
Yang termasuk faktor produksi adalah tenaga kerja, modal, tanah, dan keahlian/kewirausahaan. Masing-masing dari faktor produksi akan menghasilkan pendapatan yang berbeda-beda, misalnya:
- Tenaga kerja dapat memperoleh gaji/upah
- Pemilik modal akan mendapat bunga
- Pemilik tanah dapat memperoleh sewa
- Keahlian atau skill dapat memperoleh laba.
Rumus pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:
Y = r + w + i + p
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
r = Pendapatan dari upah, gaji, dan lainnya
w = Pendapatan bersih dari sewa
i = Pendapatan dari bunga
p = Pendapatan dari keuntungan perusahaan dan usaha perorangan
3. Metode Pendekatan Pengeluaran
Perhitungan dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran berbagai sektor ekonomi, yaitu rumah tangga, pemerintah, perusahaan, dan masyarakat luar negeri suatu negara pada periode tertentu.
Jenis pengeluaran dari masing-masing pelaku ekonomi terdiri dari
- Pengeluaran untuk konsumsi ©
- Pengeluaran untuk investasi (I)
- Pengeluaran untuk pemerintah (G)
- Pengeluaran untuk ekspor (X), dan impor (M).
Sehingga diperoleh rumus pendekatan pengeluaran sebagai berikut:
Y = C + I + G + ( X – M )
Keterangan :
Y = Pendapatan nasional
C = consumption ( konsumsi rumah tangga )
I = investment ( investasi )
G = government expenditure ( pengeluaran pemerintah )
X = ekspor
M = impor
Distribusi Pendapatan
Distribusi
pendapatan adalah konsep yang lebih luas dibandingkan kemiskinan karena cakupannya tidak hanya menganalisa populasi yang
berada dibawah garis kemiskinan.Kebanyakan dari ukuran dan indikator
yang mengukur tingkat distribusi pendapatan tidak tergantung pada
rata-rata distribusi, dan karenanya membuat ukuran distribusi pendapatan dipertimbangkan lemah
dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan.
Masalah utama dalam distribusi pendapatan sebuah
daerah adalah ketidakmerataan pendapatan
antar kelompok masyarakat dalam daerah tersebut, oleh karenanya sering juga disebut tingkat ketidakmerataan atau
kesenjangan.
Solusi :
1. Memaksimalkan produksi bahan bahan lain seperti beras, tembakau, dan bahan produksi lokal lainnya.
2. Pemerintah perlu membantu pengusaha lokal memajukan usahanya.
3. Memanfaatkan sumber daya alam lain yg melimpah di Indonesia untuk diolah dan menjadi barang yang berharga dan dapat di ekspor ke negara lain sebagai pendapatan negara.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Stratifikasi_sosial
https://cahyamenethil.wordpress.com/2010/11/23/pelapisan-sosial-dan-kesamaan-derajat/
Modul ISD universitas Gunadarma.
UUD 1945 Amandemen.
https://dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-makro/komponen-pendapatan-nasional
0 komentar:
Posting Komentar